Budayawan Ajip Rosidi mengaku pesimis menghadapi nasib bangsa
Indonesia di masa depan. "Saya pesimis. Bangsa kita ini sudah rusak
di segala segi karena mentalnya memang korup," kata Ajip Rosidi pada
sebuah diskusi bertema kehidupan seniman tahun 1950-an, di Jakarta,
Kamis.
Ia mengatakan, bangsa Indonesia memiliki sikap keserakahan yang sulit
dibuang, setidaknya terlihat sejak abad 15 dan 16 ketika bangsa
asing, seperti Spanyol, Portugal, Inggris dan Belanda, mencari rempah-
rempah di Asia Tenggara.
"Negara kita kaya rempah-rempah yang sangat dibutuhkan masyarakat
dunia. Lah, seharusnya kan kita bisa menjadi pengendali ekonomi
dunia? Tetapi jadinya malah dijajah," katanya.
Budayawan kelahiran Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari
1938, itu mengatakan, "Indonesia dijajah bukan karena diperangi
Belanda tetapi karena perpecahan di kalangan orang-orang serakah di
negeri ini. Coba pelajari Banten, Mataram, Tidore, Ternate."
Ia juga menyinggung soal uang rapat anggota DPR-RI dalam membahas RUU
maupun UU.
"Kok dibayar? Mereka kan digaji Rp40 juta untuk rapat!"
Ada banyak alasan yang dikemukakan Ajib Rosidi sehingga membuat
diriya merasa pesimis pada nasib bangsa Indonesia di masa datang.
Semua itu, katanya, dituangkan dalam otobiografinya yang akan
diterbitkan pada 2008, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-
70 pada 31 Januari 2008